Ada orang
yang seharian bekerja, ada yang seharian bermimpi dan ada yang
mengawali hari dengan bemimpi kemudian mengisi sisa harinya dengan
bekerja untuk mewujudkan mimpinya. Salah satu dari tiga jenis orang ini
pasti ada yang cocok dengan Anda, tetapi yang mana?
Perusahaan tempat
Anda bekerja pasti menginginkan Anda menjadi orang jenis pertama, yaitu
orang yang mengisi harinya dengan bekerja dan bekerja. Orang yang tidak
berfikir neko-neko, waktu dan pikirannya terkooptasi penuh oleh dunia
kerjanya sehingga tidak sempat berfikir yang lain.
Kalau toh mempunyai cita-cita, cita-citanya sebatas jenjang karir
yang sudah diplot di instansi atau perusahaan tempatnya bekerja. Karena
perusahaan atau instansi suka dengan orang yang seperti ini, mereka
menyebut Anda sebagai karyawan atau pegawai yang berdedikasi tinggi.
Tidak ada yang salah dengan ini, bila ini memang pilihan Anda dengan
sadar bahwa inilah yang hendak Anda lakukan sampai akhir karier Anda.
Yang perlu Anda pikirkan tinggal bagaimana atau apa yang Anda akan
lakukan ketika karier Anda berakhir? Ketika pengabdian Anda dipandang
cukup sudah oleh perusahaan atau instansi tempat Anda bekerja? ketika
dedikasi Anda sudah tidak diperlukan lagi!
Golongan kedua adalah orang yang bermimpi sepanjang hari. Dia tidak
harus pengangguran, bisa saja dia punya pekerjaan full time yang
menyibukkan fisik dia sepanjang hari - tetapi hati dia di tempat yang
lain. Dia bekerja hanya untuk memperoleh gaji, status atau motif yang
lain.
Dia memiliki mimpi-mimpi yang tidak nyambung dengan
pekerjaannya, tetapi juga tidak punya keberanian untuk meninggalkan
pekerjaan dan mewujudkan mimpi-mimpinya.
Orang jenis kedua ini biasanya nanggung, atasan tempat Anda bekerja
mudah melihat Anda sebagai karyawan yang kurang berdedikasi. Sebabnya
adalah Anda tidak terlalu excited dengan pekerjaan dan jenjang karier Anda, Anda punya mimpi yang lain.
Bila Anda masuk kategori orang yang kedua ini, Anda harus fair kepada
tempat Anda bekerja dan juga pada diri Anda. Anda tidak bisa
berlama-lama dengan kondisi mendua demikian, suatu saat Anda harus
putuskan.
Anda bisa putuskan mimpi Anda, dan fokus pada pekerjaan Anda. Atau
Anda putuskan pekerjaan Anda untuk mengejar mimpi-mimpi Anda. Bila yang
pertama yang Anda pilih , maka Anda akan menjadi orang jenis pertama
lengkap dengan konsekwensinya. Bila yang kedua yang Anda pilih, maka
Anda akan menjadi orang jenis ketiga juga lengkap dengan resikonya.
Orang
jenis ketiga ini adalah orang yang memulai harinya dengan mimpi,
kemudia bekerja keras sepanjang sisa harinya untuk merealisasikan
mimpinya.
Namanya juga mimpi, awalnya memang serba tidak jelas. Mimpi itu
seperti snapshot – snapshot foto dari beberapa kejadian yang belum
nyambung satu sama lain. Maka pekerjaan pertama Anda dengan mimpi Anda
adalah merangkai snapshot-snapshot tersebut menjadi rangkaian foto yang
menggambarkan sesuatu yang lebih jelas.
Bila gambaran tersebut
sudah begitu jelas bagi Anda, itulah sudah terjadi metamorphosis dari
mimpi Anda menjadi visi Anda. Tantangan berikutnya tinggal Anda bekerja
keras lagi untuk menjabarkan visi menjadi strategi dan aksi.
Pada
tahap implementasi ke strategi dan aksi inilah risiko demi resiko
bermunculan. Betapa banyak ide cemerlang yang tidak menghasilkan apa-apa
karena dia tidak dituangkan dalam strategy yang tepat dan aksi yang
paripurna.
Resiko menjadi lebih besar lagi manakala apa yang Anda visikan adalah
hasil proses ide kreatif untuk menghasilkan sesuatu yang unique, yang
belum pernah dilakukan atau diciptakan oleh orang sebelumnya. Andalah
orang pertama itu, Andalah yang babat alas untuk membuat peta wilayah
baru – Anda harus siap diterkam harimau, dipatok ular dan digigit
serangga ganas.
Resiko memang besar, tetapi bila Anda berhasil maka rasa puas dan
syukur Anda insyaAllah juga lebih besar. Andalah pionir yang
banyak-banyak dibutuhkan negeri ini untuk mengolah segala sumber daya
yang melimpah, Andalah pahlawan yang dibutuhkan untuk menciptakan
lapangan kerja dan mencegah kemiskinan di negeri yang mestinya kaya ini.
Maka beranilah bermimpi, tetapi tidak berhenti hanya bermimpi.
Beranilah memulai dengan bermimpi tetapi kemudian isilah hari-hari Anda
dengan kerja keras untuk mewujudkan mimpi itu. InsyaAllah.
No comments:
Post a Comment